REVIEW FILM
Judul Film: Dilan 1990
Sutradara: Fajar Bustomi
Penulis Skenario: Pidi Baiq, Titien Wattimena
Pemeran Utama:
• Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan
• Vanesha Prescilla sebagai Milea
Durasi: 110 menit
Tanggal Rilis: 25 Januari 2018
Genre: Drama, Romantis
Produksi: Falcon Pictures dan Max Pictures
⸻
Sinopsis Singkat
Dilan 1990 adalah film yang diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Pidi Baiq. Berlatar di Bandung pada tahun 1990, film ini mengisahkan perjalanan cinta remaja antara Dilan, seorang siswa SMA yang unik, cerdas, dan suka berkelahi, dengan Milea, siswi pindahan dari Jakarta yang lebih kalem dan rasional. Cinta mereka berkembang dengan cara yang tidak biasa, dipenuhi dengan gombalan khas Dilan, surat-surat cinta, dan motor gede.
⸻
Ulasan Cerita
Cerita film ini sederhana: kisah cinta remaja di bangku SMA. Namun, yang membuatnya menonjol adalah karakter Dilan yang unik dan tidak seperti cowok kebanyakan. Gaya Dilan mendekati Milea sangat berbeda—bukan dengan rayuan biasa, melainkan lewat kalimat-kalimat puitis, nyeleneh tapi jujur. Misalnya:
“Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.”
Cerita ini tidak hanya soal cinta, tapi juga tentang masa muda, persahabatan, kenakalan remaja, konflik dengan orang tua, dan pertanyaan tentang masa depan. Meski tampak ringan, film ini memiliki kedalaman emosional yang membuat penonton bisa bernostalgia atau membayangkan kembali masa SMA mereka.
⸻
Karakter dan Akting
Iqbaal Ramadhan berhasil menghidupkan karakter Dilan dengan sangat baik. Meskipun awalnya banyak orang meragukan pemilihan Iqbaal sebagai Dilan (karena citra sebelumnya sebagai anggota boyband CJR), penampilannya mampu mematahkan keraguan. Ia tampil tenang, percaya diri, dan mengeluarkan aura Dilan yang “santai tapi serius”.
Vanesha Prescilla sebagai Milea juga menunjukkan performa akting yang cukup baik. Ia memerankan gadis manis dan bingung dengan pesona Dilan secara natural. Chemistry antara Iqbaal dan Vanesha menjadi salah satu kekuatan utama film ini.
⸻
Penyutradaraan dan Visual
Fajar Bustomi sebagai sutradara berhasil membangun suasana 90-an dengan cukup detail, mulai dari busana, properti, hingga latar kota Bandung yang terkesan klasik. Walau bukan film dengan produksi skala besar, pencahayaan yang lembut dan pengambilan gambar yang stabil membuat film ini terasa hangat dan nyaman ditonton.
⸻
Dialog dan Gaya Bahasa
Salah satu kekuatan utama film ini adalah dialog. Banyak dialog Dilan yang kemudian viral dan dikutip di media sosial. Gayanya puitis tapi sederhana, seringkali mengandung humor tipis yang menghibur. Dialog tersebut bukan hanya romantis, tetapi juga penuh filosofi ala anak SMA yang sedang mencari jati diri.
Contoh kutipan yang terkenal:
“Jangan rindu. Berat. Biar aku saja.”
Kalimat ini begitu sederhana, tetapi berhasil mencuri hati jutaan penonton, terutama remaja.
⸻
Musik dan Suara
Latar musik di film ini juga disusun dengan pas. Lagu-lagu lawas Indonesia seperti karya Deddy Dores atau lagu-lagu nostalgia lainnya semakin menguatkan suasana tahun 90-an. Musik latar yang lembut juga tidak terlalu mendominasi, sehingga tidak mengganggu emosi yang sedang dibangun di setiap adegan.
⸻
Kelebihan Film
• Dialog yang ikonik dan penuh gaya: Banyak kalimat yang memorable dan membuat film ini viral.
• Karakter Dilan yang tidak biasa: Dilan digambarkan bukan sebagai cowok sempurna, tetapi justru dengan segala keanehannya, ia menarik.
• Nuansa tahun 90-an terasa autentik: Mulai dari suasana sekolah, kendaraan, hingga gaya berpakaian.
• Chemistry kuat antara pemeran utama.
⸻
Kekurangan Film
• Cerita cenderung lambat: Bagi beberapa penonton, alur cerita terasa terlalu santai dan kurang konflik besar.
• Minim eksplorasi karakter pendukung: Karakter seperti Nandan, Anhar, atau Bunda Dilan kurang dikembangkan.
• Terlalu fokus pada gombalan Dilan: Beberapa kritikus menilai film ini lebih menampilkan gombalan ketimbang cerita yang berkembang secara dinamis.
⸻
Pesan Moral
Film ini mengajarkan bahwa cinta bukan tentang kata-kata manis semata, tetapi tentang ketulusan dan perhatian dalam bentuk yang unik. Selain itu, film ini juga menggambarkan bagaimana masa muda adalah fase yang penuh warna—kenangan, perjuangan, dan pertumbuhan.
⸻
Kesimpulan
Dilan 1990 adalah film drama remaja romantis yang sederhana tapi sangat memikat. Ia berhasil membuat penonton bernostalgia ke masa-masa putih abu-abu dan menghadirkan tokoh Dilan sebagai ikon baru dalam dunia perfilman Indonesia. Meski ada kekurangan, film ini tetap layak ditonton dan punya tempat khusus di hati penontonnya, terutama generasi muda.
⸻
Rating: 8/10
Jika kamu menyukai kisah cinta remaja yang manis, penuh kata-kata unik, dan berlatar masa lalu yang sederhana, Dilan 1990 sangat direkomendasikan.
Comments
Post a Comment